Senin, 05 Oktober 2009

Mengubah cerpen menjadi drama

Nama:Teofilus Zabdiel Budiono

Kls:XI IPA 7

Abs: 42

teme:Kepedulian Lingkungan

Cerpen Lingkungan Hidup: 1000 Pohon 1000 Cinta!

Namaku Laudya Mentari Santoso, biasa dipanggil Mentari. Aku duduk di bangku 2 SMA ‘International School of Happy Nature.’ 3 hari lagi, aku akan berwisata menanam 1000 pohon di Hutan Kayuwangir Utara. Acara tersebut diadakan oleh perkumpulan pecinta alam Indonesia dan ‘International Plants and Nature Organisation’ atau Organisasi Internasional Alam dan Tumbuhan. Tujuannya untuk mereboisasi kembali Hutan Kayuwangir Utara, akibat banyaknya orang sering menebang pohon sembarangan.

Aku seneng banget deh, bisa ikut wisata yang menambah pengalaman! Daripada belajar di dalam kelas terus… kan boring! Lagian, aku juga prihatin pada alam Indonesia. Kebanyakan tumbuhan sudah tak terawat. Hutan-hutan banyak yang gundul dan terbakar habis. Teman-temanku sih, mau menyumbang bibit pohon, tetapi mereka masih kurang peduli. Satu-satunya orang yang mengerti dan sependapat denganku adalah Elang.

Elang adalah teman sebangkuku. Kita berdua mengikuti satu kegiatan yang sama. Kegiatan itu bernama ‘Save Our Earth, Go Green Indonesia!” Kegiatan itu bertujuan untuk nyelametin bahawa global warming dan menjaga lingkungan Indonesia tetapi indah nan asri. Elang dan aku mengikuti kegiatan itu seminggu sekali, setiap hari Kamis. Biasanya kita diajarkan menanam tumbuhan dengan benar, bersih-bersih lingkungan, nonton video tentang alam negri kita, pokoknya seru deh!

Biasanya kalau liburan, aku dan Elang pergi ke pantai dekat kota kami. Aku juga selalu mengajak best-friendku yaitu Nila, Patrice, Mita, dan Niko. Kadang Elang hanya mengajak kakaknya, Tommy. Mereka sih cukup peduli dalam lingkungan, tetapi Elang lebih peduli. Bagiku, kepedulian Elang patut mendapatkan juara 1+. Elang itu punya hobi dan cita-cita yang sama denganku, yaitu kita ingin menjadi ilmuwan pecinta alam terbaik di Indonesia. Oh, ya! Ngomong-ngomong, kegiatan kita di pantai itu ikut membantu pak penjaga pantai untuk ngebersihin sampah-sampah yang tergeletak di tepi-tepian.

Nganggur ya! Tetapi kan lumayan… ada hasilnya juga loh!

Kesatu: -daerah sekitar pantai jadi bersih.

Kedua: -kalau ada rawa-rawa yang sudah bersih, bisa kita tanami pohon.

Ketiga: -sampah-sampah yang berhasil kita kumpulin nggak dibuang
percuma loh… Kalau bisa, kita jual atau daur ulang sampah itu, dan nantinya kan dapet duit $$$.

Keempat: -dipuji pak penjaga pantai.

Kelima: -ke pantaibisa jalan-jalan, refreshing, main di laut, dan nikmati segarnya es kelapa muda.

Sekarang aku sedang duduk termenung di ranjangku. Aku sedang berpikir tentang kegiatan widyawisata nanti. Aku enaknya nyumbang bibit tanaman apa ya…? Tiba-tiba “Kring…tot. Kring…tot!” suara handphoneku ternyata. Kubuka handphoneku yang slide itu, dan… oh! Elang meneleponku!

“Halo, kenapa Elang?” kataku.

“Eh, Mentari… apa kamu sudah nentuin mau nyumbang bibit tanaman apa buat lusa?” kata Elang.

“Ya… itu, aku lagi mikir-mikir tadi.” jawabku.

“Cari yang bagus dan berguna ya!” kata Elang.

“Iya. Memangnya apa semua tumbuhan itu akan ditanam di hutan?” tanyaku.

“Nggak lah! Misalnya kamu nyumbang tanaman hias, kan nggak mungkin diletakkan di hutan…Ya bisa aja di greenhouse sekolah! Ya kan…” jawab Elang.

“Kalau kamu mau nyumbang apa?” tanyaku.

“Hmm… menurutku tanaman ‘sansevieria sp.’ juga bagus. Aku mau nyumbang itu 25 pot. Soalnya mamaku punya banyak di taman. Trus aku juga mau nyumbang 20 bibit buah-buahan. Jeruk, lemon, srikaya, stroberi, mangga,…”

“Iya deh! Kamu nyumbangnya banyak! Tapi mau kamu bawa pake apa?” tanyaku.

“Papaku kan punya toko bangunan, jadi tinggal pinjam truknya aja. Sekalian buat bantu transportasi dan pengangkutan untuk sekolah” jelas Elang.

“Nut… nut… nut…” terdengar bunyi baterei handphoneku habis (low batt.) Akhirnya kuhentikan pembicaraanku dengan Elang. Kalau mikirin Elang, rasanya dia berambisi banget. Aku juga mau nyumbang bibit tanaman yang buanyak banget! Aku sudah nggak sabar nih, buat nungguin acara lusa.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah datang. Inilah hari dimana aku akan bersenang-senang dengan Elang. Aku sedang menunggu Elang dan teman-teman kelompokku di depan taman toga sekolah. Aku hari ini ya 10 menit lebih awal dari biasanya, karena aku ‘so excited’! Elang tak kunjung datang juga, kayaknya sih dia sudah menunggu di tempat wisata kita. Akhirnya aku, Nila, Patrice, Mita, dan teman-teman kelompokku yang lain, masuk ke dalam kelas.

Persiapan keberangkatan telah selelsai. Tak lama kemudian, Miss Susan, guru Jurnalistik kami, mengumumkan kepada seluruh anak untuk bersiap-siap dan berbaris di lapangan. Kami berangkat dengan bus yang telah disiapkan oleh sekolah. Dan memang benar, Elang, Reynaldo, Niko, beberapa anak lainnya, serta para guru sudah menunggu di tempat wisata kami.

Pengarahan oleh para guru berlangsung sekitar 10 menit. Total bibit tanaman yang telah terkumpul adalah 1120 bibit. 200 pohon/tanaman hias, akan diletakkan di sekolah kami. 300 pohon akan dibagi-bagikan kepada penduduk sekitar. Dan sisanya kami tanam di hutan tersebut. WOW! Dengan jumlah bibit yang terkumpul sangat banyak, aku dan Elang merasa bangga sekali!

Semua kelompok telah siap dengan peralatan dan pohon yang telah mereka dapat masing-masing. Ada yang membawa sekop, cangkul, sarung tangan, alat penyiram, dan lain-lain. Aku mengetuai kelompok 2, yang beranggotakan: Aku (Mentari), Elang, Nila, Patrice, Mita, Reynaldo, Galih, Sheila, Irma, dan Niko. Kami mendapatkan tugas untuk menanam beberapa pohon dan… dengan penuh semangat 45… “KAMI SIAP MELAKSANAKAN TUGAS!!”

Nila, Galih, dan Sheila menyeroki tanahnya. Patrice mempersiapkan air dan alat penyiram. Mita dan Reynaldo mempersiapkan tanaman. Irma mempersiapkan pupuk. Aku, Elang, dan Niko mulai menanam pohon-pohon tersebut. Pokoknya, kelompok kami paling bersemangat dan sibuk semua. Kita mau jadi yang terbaik! Sehingga saat acara pengumuman di sekolah, kami mendapatkan penghargaan.

Dan akhirnya, “Fyuu…h!” semua anak kelompokku menghela napas.
Kelompok kami adalah satu-satunya kelompok yang selalu terlebih dahulu. Untuk menghabiskan waktu, aku, Elang, Niko, dan Nila bermain di kedalaman hutan. Yang lainnya bermain di dekat sungai.

Kami bercanda di bawah pohon besar yang rindang. Dan terdengar bunyi sesuatu “Kree…k… Kree…k…!” Aku melihat ke atas, dan “Kya…!” Aku berteriak kencang, karena ranting pohon yang cukup besar mulai reot dan terjatuh. Aku berpikir bahwa aku akan tertimpa dan tak sadarkan diri. Tetapi “Awas!” teriak Elang sambil mendorongku, lalu terdengar lagi suara “Bruk!” Kakiku sedikit tergores, tetapi saat aku menoleh ke belakang…

“Elang…! Elang…!” aku kaget sekali, karena Elang telah menyelamatkanku, tetapi ia sendiri yang tertimpa pohon. Aku mencari teman-teman lainnya, “Niko! Nila! Tolong… Elang kecelakaan!”

“Ada apa Mentari?” tanya teman-teman.

“Itu… Elang berusaha menolongku, tetapi ia malah tertimpa ranting pohon yang besar!” kataku dengan penuh kekhawatiran.

Sesampainya di tempat kejadian, Niko dan Reynaldo mulai memindahkan batang pohon yang menimpa Elang. Patrice dan Nila memanggil kakak pembina yang saat itu ada di base camp. Setelah itu dengan keadaan yang cukup parah, Elang dibawa ke rumah sakit terdekat. Aku hanya bisa menangis dan kasihan melihat pengorbanan Elang.

Seminggu kemudian, Elang muncul di sekolah. Tetapi kakinya digips dan diperban. Jalannyapun masih menggunakan tongkat. Kebetulan hari itu hari Senin, saatnya upacara dan pengumuman penghargaan. Kami semua sudah berbaris di lapangan, dan Elang duduk di bawah pohon. Semua anak tegang dan gemeteran… Sebenarnya sih, pengumuman itu dipacakan oleh Pak Kepsek dalam bahasa Inggris, tetapi kalau diterjemahkan menjadi…

“Dan, kelompok paling giat, cepat, dan tanggap dalam kegiatan penanaman 1000 pohon yang lalu, dimenangkan oleh…” Pak Kepsek terdiam, suara hening diiringi deru drum. Lalu Pak Kepsek melanjutkan pembicaraannya, “Selamat, kepada kelompok 2 yang diketuai oleh Laudya Mentari Santoso!!”

Aku maju ke tengah-tengah lapangan diiringi applause dari teman-temanku. Aku memberikan pidato tentang kesan dan pesan.

“Ehm!” aku memulai pidato kemenanganku.

“Pertama, saya ucapkan terimakasih dan penuh hormat pada teman-teman dan para guru sekalian. Saya melakukan kegiatan penanaman tersebut dengan giat, karena memang saya peduli terhadap lingkungan hidup dan alam Indonesia. Saya berharap pada semua teman-teman agar terbuka dan mulai ikut peduli pada bumi kita. Karena global warming mulai merantak. Dan satu lagi, saya juga ingin berterimakasih kepada seseorang yang peduli dan pengertian. Karena jika tidak ada seseorang yang peduli dan pengertian seperti dia, maka sekarang saya tidak bisa berdiri dan berpidato di sini. Orang itu telah menyelamatkan alam dan juga menyelamatkan saya. Saya sangat berterimakasih kepadanya. Orang yang saya maksud adalah… Elang” kataku sambil menunjuk kepadanya.

Aku melanjutkan pidatoku, “Elang, terimakasih… Kamu telah berkorban untuk menyelamatkan aku. Sebenarnya penghargaan ini layak untuk diterima oleh orang seperti kamu, Elang. Aku hanya mau mengucapkan banyak terimakasih, dan Elang….” Aku terdiam sejenak.

“I love you…!” Semua anak bertepuk tangan dan menggoda dengan
“Suit….suit…. Ehm! Ehm!”

Tetapi hari itu aku sangat bahagia, karena aku bisa mengungkapkan perasaanku pada Elang selama ini. Sejak saat itu aku dan Elang menjadi semakin dekat. Aku juga tak lupa pada tempat yang menyatukan kami. Walau tempat itu juga menyimpan kenangan pahit bagi aku dan Elang. Memang, gara-gara hobi kita sama, dan kejadian saat penanaman 1000 pohon itu, aku menumbuhkan perasaan suka pada Elang. Begitu juga perasaan Elang kepadaku. Aku dan Elang menganggap bahwa persahabatan kita selalu tumbuh dan berkembang bagaikan 1000 pohon yang kita tanam itu. I love you Elang… 1000 cintaku… hanya untukmu.

-----------------------------THE END-----------------------------------


Drama : Seribu Pohon Seribu Cinta

Nama : Teofilus Zabdiel Budiono

Kelas : XI IPA 7

Absen : 42

Materi : Apresiasi Sastra Indonesia

Mengubah naskah cerpen menjadi naskah drama

Tanggal : 5 Oktober 2009

Mentari :( Masuk panggung, lalu duduk di ranjang sambil melamun )

Narator : Aku Laudya Mentari Santoso, Panggil aja Mentari. Saat ini, aku kelas 2 SMA di “International School of Happy Nature.” 3 hari lagi, aku akan berwisata menanam 1000 pohon di Hutan Kayuwangir Utara. Acara ini diadakan oleh perkumpulan pecinta alam Indonesia dan “International Plants and Nature Organisation”. Tujuannya untuk mereboisasi kembali Hutan Kayuwangir Utara, akibat maraknya penebangan pohon sembarangan.

Mentari : Hemm, seneng banget deh, bisa ikut wisata yang menambah pengetahuan.

Dibanding belajar terus di kelas, bosan juga lama-lama.

Selain itu, aku juga bisa memperhatikan alam Indonesia, yang sudah tidak terawat lagi

saat ini.Hutan pada gundul, habis terbakar, ahh pokoknya benar – benar kacau sudah

alam Indonesia ini.

Selain itu,... “manusia-manusia” Indonesia sudah kurang peduli terhadap lingkungan.

Hah, teman-temanku hanya mau menyumbang bibit pohon, tapi masih aja

Mereka kurang peduli terhadap lingkungan.

Hemm....... (menghela nafas)

Eh, tapi itu......si Elang, dia berbeda sekali dengan teman-temanku yang lain.

Kalau dia sih, benar-benar se-visi denganku.

Kalau di pikir-pikir, dia selalu sepaham denganku.Sama-sama mengikuti kegiatan

“Save Our Earth, Go Green Indonesia”, sama-sama suka menanam tumbuhan, dan...

banyak dehh...

Apalagi waktu liburan, aku, Nila, Patrice, Mita, niko dan pastinya Elang yang kadang-

Kadang bersama kakaknya, Tommy suka sekali membantu pak penjaga pantai..

Yah, walau hanya bersih-bersih saja, tapi tindakan kami ini sudah menunjukan

kepedulian kami terhadap lingkungan.Apalagi sering dipuji pak penjaga pantai.

Yahh, sekalian liburan lah, “refreshing”, sambil minum dogan....

Ahh, jadi ngiler mikirinnya...

(terdiam sejenak)

Hemm, Besok ada kegiatan widyawisata.Kira-kira aku mau nyumbang bibit tanaman

Apa ya???Bingung deh..

(bunyi handphone:kring-kring)

Elang: Halo

Mentari: Halo, iya Elang...kenapa??

Elang: Hemm, Men, kamu sudah nentuin mau nyumbang bibit tanaman apa belum??

Mentari: Nahh, kebetulan

Daritadi juga aku lagi berfikir tentang itu

Elang: Kalau mau nyumbang, cari yang bagus dan berguna ya...

Mentari: Iya

Eh, emangnya semua tumbuhan itu mau ditanam di hutan yah Lang?

Elang: Ohh, nggak dong

Kalo nyumbang tanaman hias, mana mungkin ditanam di hutan

Kan bisa buat ditanam di greenhause sekolah..

Mentari: Iya iya... (sambil tertawa)

Kalau kamu, mau nyumbang apa?

Elang: Hemm kalo menurut aku tanaman Sansevieria sp bagus.Kayaknya aku mau

Nyumbang 25 pot karena mamaku punya banyak di taman, hehehe...

Trus bibit buah-buahan 20 bibit

Teruss.....

Mentari: Ehhh, kamu nyumbang banyak begitu mau bawa pake apa??

Elang: Oh, papa kan punya toko bangunan

Pinjam aja truk papa, yahhh sekalian bantu transportasi kan...

(tertawa kecil)

Nut..nut – suara batrai lemah

Mentari: Lang, batrei handphone ku lemah nih..

Sudah dulu yah Lang, sampai ketemu..

Elang: Oke, bye.

Mentari: Hemm, elang benar benar berambisi menyumbang...

Ahh, aku nggak boleh kalah...

Dua hari kemudian...

Mentari: Huahh..., akhirnya hari ini tiba juga

Aku siap bersenang-senang dengan Elang

Eh, Elang mana ya?Kok dia belum datang sih?

(melihat jam tangan)

Pantasan....

Aku lebih cepet 10 menit dari biasanya..., gara-gara terlalu semangat nehh...

Beberapa menit kemudian....

Mentari: Ahh, kayaknya si Elang sudah menunggu di lokasi wisata dehh...

Nila, Patrice, Mita, kita siap-siap berangkat yuk..

Teman” mentari: Ok dehh....Yuk Men, masuk kelas...

Siap-siapin barang dulu...

5 menit kemudian..

Miss Susan: Perhatian kepada seluruh anak yang akan berangkat ke tempat wisata...

Harap bersiap-siap dan berbaris di lapangan

Bus sudah menunggu...Dimohon cepat..!!

(Naik bus – sesampainya di tempat wisata)

Mentari: Hem, benar dugaanku

Elang. Rey dan Niko sudah ada di lokasi...

Guru: Selamat pagi anak-anak

Apa kabar semuanya???

Siswa-siswi: Baik pakkkk......

Guru: Baiklah, di hari yang menyenangkan ini sebelum kita mulai acara kita

ada beberapa hal yang perlu kita ketahui.Saat ini kita telah mengumpulkan

bibit tanaman yang berjumlah 1120 bibit, 200 tanaman hias, dan 300 pohon.

Oleh sebab itu.............

(sambil guru terus menerangkan...)

Mentari: Hemm, Lang senang yah melihat hasil yang terkumpul ini

Elang: Yahh, benar akupun bangga sekali dengan siswa-siswi kita

Ternyata mereka masih memperhatikan lingkungan

Mentari: Yahh, begitu juga aku (sambil saling melirik)

Guru: .........lindungilah hutan kita ini.Nah, tanpa berkata panjang lebar lagi

saya akan membuka acara ini. – (acara dibuka dengan tepuk tangan)

Baiklah, sekarang setiap siswa-siswi diharap berkumpul di kelompoknya

masing-masing.

Mentari: Hemm, Apakah semua peralatan sudah siap?

Galih: Sekop, cangkul, sarung tangan, alat penyiram, dan hemmm....

Semuanya sudah siap bu Ketua...!!

Mentari: Bisa saja kamu Galih..

Baiklah...Apa kalian siap, Elang, Nila, Mita, Reynaldo, Galih, Sheila,Irma, Niko??

Kelompok Men: Kami siap melaksanakan tugas!!

Narator: Nila, Galih dan Sheila mulai menyeroki tanah, Patrice mempersiapkan air dan

alat penyiram, Reynaldo mempersiapkan tanaman yang akan ditanam, Irma

mempersiapkan pupuk, dan aku bersama Elang dan Niko mulai menanam pohon.

Mentari: Ayo kawan...Semangat!!, kita harus kompak, jadi yang terbaik

Kelompok Men: (Tertawa terbahak-bahak...

Ada-ada saja kamu Men...Kita udah 101% semangat nih...

Mentari: Yah, 102% dong kalau bisa

Kelompok men: Haha, iya ibu ketua...!!

Narator: Kelompok Mentari sangatlah bersemangat, hingga akhirnya menjadi yang pertama

Mentari: Huhhh...Capek sekali, tapi saya senang hari ini.

Ah, daripada tidak ada kerjaan, kita ke dalam hutan yuk, sambil duduk-duduk

Elang,Niko,Nila: Baiklah, kami ikut..!!

Mentari: (sambil duduk dibawah pohon)

Lang, gimana, kamu puas tidak hari ini??

Elang: Hemm aku sih su....

Niko,Nila: Eh Elang, Mentari, kami mau jalan-jalan dulu di dekat sini

Kalian lanjutin aja ngobrolnya...

Elang,Mentari: Oke!!

Hati hati yah Niko, Kamu juga Nila!!

Niko,Nila: Kalian juga

Mentari: Eh tadi kamu mau ngomong apa??

Elang: Aku sih sudah cukup puas dengan ini, namun aku akan lebih puas jika bisa

Menanam 1 Triliun pohon lagi

Mentari: Hahaha, Emang bisa kamu Lang??Tadi aja sedikit kita udah capek...

Elang: Bisa dong, Siapa dulu ??? Elang!!

Mentari: Hahaha...bisa saja kamu Lang..!!

(bunyi dari atas:Krek...krekkkk...krekekkk....krekkkkkkkkkkk.....!!)

Mentari: Aaaaaaa!!!

Elang: Awas, ranting pohon jatuh (sambil mendorong Mentari)

(glerrrr – bunyi ranting pohon jatuh)

Mentari: Ahh, untung saja hanya tergores...Eh, Elang.....

Ell...elll..elang!!!

Tolong!!!!!, Elang Elang!!!

Tmn” Mentari: Ada apa Men??

Mentari: Elang...

Dia tadi berusaha menolongku saat ranting pohon besar ini jatuh

Tapi malah dia sendiri tertimpa ranting itu...!!

Niko,Nila: Ayo kita angkat pohon ini...

Mentari: Cepatlah..!!! (cemas)

Patrice: Nila, ayo kita lapor kakak pembina...

Nila: Ayo Patrice!!

Kakak Pembina: Mari kita bawa Elang ke rumah sakit terdekat!!, Rey, Patrice, Niko, bantu saya

Mengangkat

1 Minggu kemudian

(Elang masuk dengan menggunakan gips dan tongkat)

Mentari: Wahh, itu Elang..Ia ternyata datang di upacara pengumuman penghargaan ini..

Tapi, kakinya...Kenapa di gips, dan tongkat itu....

Pak Kepsek: (dalam bahasa Inggris)

Harap semua siswa-siswi bebaris di lapangan!!

Saya akan mengumumkan pemenang dari acara wisata menanam pohon kemarin

Dan pemenangnya adalah.....

Kelompok yang paling giat, cepat dan tanggap..., siapa lagi kalau bukan

Kelompok 2, yang diketuai Mentari...

(tepuk tangan)

Mentari: Ehm..., Pertama saa ucapkan terimakasih dan penuh hormat pada teman-teman dan

guru-guru sekalian. Saya melakukan kegiatan penanaman tersebut dengan giat,

karena memang saya peduli terhadap lingkungan hidup dan alam Indonesia.

Saya berharap pada semua teman-teman agar terbuka dan mulai ikut peduli pada

bumi kita. Karena global warming mulai merantak.
Dan satu lagi, saya juga ingin berterimakasih kepada seseorang yang peduli dan

pengertian. Karena jika tidak ada seseorang yang peduli dan pengertian seperti dia,

maka sekarang saya tidak bisa berdiri dan berpidato di sini.

Orang itu telah menyelamatkan alam dan juga menyelamatkan saya.

Orang yang saya maksud adalah… Elang.

Elang, terimakasih… Kamu telah berkorban untuk menyelamatkan aku.

Sebenarnya penghargaan ini layak untuk diterima oleh orang seperti kamu, Elang.

Aku hanya mau mengucapkan banyak terimakasih, dan Elang….

I love you…!

(Suasana menjadi ricuh, dan penuh sorak-sorai)

Narator: Mentari dan Elang menganggap bahwa persahabatan mereka selalu tumbuh dan berkembang bagaikan 1000 pohon yang kita tanam itu.